Categories
Hiburan

Persahabatan Aneh ala Generasi A24: Komedi Gelap yang Membuat Penonton Terkekeh

Komedi terbaru karya Tim Robinson dan Paul Rudd, berjudul Friendship, hadir sebagai sajian tak terduga dan absurd yang berhasil mengocok perut para penontonnya. Film ini menjadi debut layar lebar Tim Robinson sebagai pemeran utama dan menyuguhkan gaya humor yang unik, khas, dan tak bisa disamakan dengan komedian lain yang sedang aktif saat ini.

Robinson, yang dikenal luas lewat acara sketsa I Think You Should Leave di Netflix, mengembangkan jenis komedi yang mengingatkan pada gaya Larry David dalam Curb Your Enthusiasm. Namun, bila David dikenal sebagai sosok eksentrik yang cenderung menolak norma sosial secara terang-terangan, karakter-karakter Robinson justru sebaliknya: mereka sangat ingin diterima, hingga salah memahami setiap isyarat sosial dan terlibat dalam upaya-upaya canggung dan menyedihkan demi mendapatkan perhatian dan kasih sayang.

Tubuh Robinson yang jangkung dan tampak kaku sekilas terlihat canggung, namun dalam konteks yang tepat, ia mampu menampilkan gerakan-gerakan tak terduga yang mendukung aksi komedinya secara impresif. Melalui serialnya, ia memperlihatkan kemampuan fisik dan ekspresif yang menjadi kekuatan khas dalam mengeksekusi humor yang janggal dan tidak biasa.

Film Friendship sendiri bisa disebut sebagai kebalikan dari film I Love You, Man tahun 2009 — komedi ringan yang juga dibintangi oleh Paul Rudd. Dalam film itu, Rudd berperan sebagai pria yang berusaha mencari teman sejati sebelum menikah, dengan Jason Segel sebagai sahabat barunya yang santai dan percaya diri. Friendship, sementara itu, mengambil arah yang jauh lebih gelap dan ganjil. Kritikus David Ehrlich dari Indiewire bahkan menyebutnya sebagai “I Love You, Man untuk orang-orang gila.”

Cerita dimulai dengan acara pesta bujang yang sangat canggung, di mana tokoh utama Austin terang-terangan menyatakan bahwa ia ingin menghentikan pertemanan barunya dengan Craig. Hal ini menjadi pemicu serangkaian tindakan aneh dari Craig, termasuk menyelinap ke rumah Austin saat kosong, mencoba mengulang petualangan di terowongan pembuangan bersama istri Austin yang bingung dan enggan, hingga membayar remaja pengedar narkoba demi menjilat katak psikedelik.

Semua tindakannya didorong oleh rasa sakit dan penolakan yang mendalam. Namun tidak seperti tokoh utama dalam kebanyakan komedi bertema persahabatan, Craig tampaknya tidak memiliki kapasitas untuk belajar atau berkembang. Justru seiring dengan berjalannya film, ia semakin terperosok ke dalam jurang kesepian dan amarah. Ketegangan mencapai puncaknya dalam sebuah konfrontasi yang begitu intens, hingga penonton mulai mempertanyakan kewarasan Craig — bahkan mungkin juga mempertanyakan realitas yang mereka lihat di layar.

Friendship bukan sekadar komedi aneh — ini adalah eksplorasi gelap dan penuh absurditas tentang keputusasaan manusia dalam mencari koneksi sosial, dibalut dengan humor khas yang hanya bisa dibawakan oleh duo Robinson dan Rudd. Film ini menjadi representasi baru tentang persahabatan dalam dunia sinema yang sudah kenyang dengan bromance ringan. Alih-alih memberi rasa hangat, Friendship justru menyuguhkan ketidaknyamanan — dan membuat tawa datang dari tempat yang paling tak terduga.